Terima kasih ya Mbak”, ujarku akhirnya.“Kok sudah toh Mbak?”, Tanya Mbak Tun padaku.“Bagian depannya belum diurut lho! Playbokep Aku sengaja tidak menjawab ocehannya karena aku ingin menikmati pijatannya. Tidak bisa kubayangkan bahwa tubuh molekku ini bakal dipijat oleh seorang tukang pijat laki-laki, bisa-bisa yang dipijat nanti hanya di daerah-daerah tertentu saja.Akhirnya aku dapatkan juga seorang tukang pijat wanita. Kalau tadi memijat, kini Mbak Tun ganti mengurut tubuhku mulai dari telapak kaki, betis hingga pahaku. Ayo telentang Mbak, kuurut sebentar perutnya supaya ususnya tidak turun”, tambah Mbak Tun dengan sedikit memerintah.Herannya aku menurut juga. Untungnya Mbak Tun sudah mulai pindah posisi memijat punggungku, naik ke leher dan berakhir di kepalaku.Selesai memijat bagian belakang tubuhku, Mbak Tun mengambil body lotion dan dioleskannya ke kaki dan pahaku. CD-nya kok modelnya lucu ya?” tanya Mbak Tun lugu mengomentari bentuk CD-ku.“Emangnya kenapa Mbak Tun?” tanyaku padanya.“Oh enggak Mbak! Jarinya kembali bersarang di pangkal pahaku bagian dalam, sambil sekali-sekali mengurut kedua gundukan pantatku. Kini aku telah telanjang bulat tanpa sehelai benang pun menutupi tubuhku. Cukup! Itulah enaknya jadi kaum laki-laki, ibaratnya seperti iklan minuman ringan, bisa di mana saja, kapan saja dan dengan siapa saja. Saat mengurut gundukan pantatku, seakan dengan sengaja jari Mbak Tun disentuhkannya ke vaginaku kembali hingga ujung jarinya sempat menyenggol ujung klitorisku.Aku jadi tersiksa sekali karena menahan hasrat birahi yang timbul akibat sentuhan tangan dan
