Bales budi dong!”“Iya, Rio. Play bokep Kemudian dengan sekali sentakan, ditariknya lepas tali pengikat BH-ku, sehingga buah dadaku yang membusung itu terhampar bebas di depannya.“Wow! Segera dibukanya seluruh ikatan di tangan dan kakiku. Tapi cekalan tangan Rio jauh lebih kuat, membuatku tak berdaya. Aku semakin memberontak sewaktu tangan orang itu mulai mempermainkan bibir kewanitaanku dengan ahlinya. Tampaklah pahaku yang putih dan mulus itu. Jangaann! Rugi kan. Lagian kan masih sore.”“Tapi gue udah tidak tahan lagi.”“Gini deh, Mer. Siapa suruh elu jadi kakak gue. Ia hanya terpana memandangiku. Setelah itu aku kapok. Kita pulang aja yuk.”“Alaa, Mer. Namun orang itu lebih kuat, ia melepaskan rok yang kukenakan. Temanku itu yang kaget terlempar ke lantai. Aku merasakan rasa sakit yang hampir tak tertahankan lagi. Tapi bukan begini caranya!”“Heh, yang gue butuhin cuman tubuh molek elu, tidak mau yang lain. Namun jeritanku itu tak diindahkannya, sebaliknya ia menjadi semakin bergairah. Tetapi untung saja, setelah itu ia tidak berbuat lebih jauh. Ayah dan kakak tiriku itu sama-sama menghunjam tubuhku yang tak berdaya dari kedua arah, depan dan belakang. Aku masih berlapang dada menerima segala perlakuan itu.Pada saat itu aku baru saja pulang kerja dari kantor.
