Pada hari sabtu, saya seperti biasa suka nongkrong di warnet mulai jam 18:00, dan saya langsung mengecek e-mail. Play bokep Karena hanya yang selalu memberikan cerita cerita terbaru. Riyas berlutut sambil membuka celana Tuti. Tapi yang membuat aku tidak tahan adalah mereka tidak memperbolehkan aku menutup program itu dan mereka tetap membaca cerita itu sampai habis. Pada saat saya membeli minuman (di dalam warnet), saya melihat dua orang gadis yang memasuki warnet. “Ditutup saja Dik, dingin di sini..” kata Riyas, dan aku menutup pintu itu. Cewek tadi menyuruh para penjaga pulang karena listrik tidak akan nyala sampai besok pagi. Sedangkan aku terus menggenjot tubuh Tuti sampai akhirnya Tuti sudah mencapai puncak dan aku merasakan akan ada sesuatu yang akan keluar. Dengan segera aku mengarahkan penisku ke vagina Erni, dan mulai menusukkan secara perlahan. “Ooohh.. Aku hanya bisa pasrah melihat dan menikmati permainan mereka berdua. yahh.. Langsung saja ku mulai cerita ku ini. Tapi aku tetap membantunya, kan sudah di beri tempat berteduh. Saya kembali ke meja dan melihat mereka berdua menempati meja di depan saya. “Sebentar ya Dik, saya ke atas dulu, ganti baju..” kata Riyas. “Aahh..” suara yang keluar dari mulutku dan Tuti. Tetapi 30 menit berlalu dan tidak ada tanda-tanda bahwa listrik akan menyala sehingga sebagian netter merasa tidak sabar dan pulang. Saya kembali ke meja dan melihat mereka berdua menempati meja
