Dalam posisi seperti itu tiba-tiba kurasakan ada benda yang kenyal mengganjal diatas perutku. Tentunya tanpa sepengetahuan ayahku. Playbokep Lagi-lagi aku berdebar-debar dan darahku berdesir ketika mataku melihat batang kemaluan Oom Heru. Tangannya terus mendorong kepalaku ke bawah lagi. Dengan dibantu cairan yang keluar dari liang kemaluanku jarinya mulai dimasuk-masukkan ke dalam lubang analku hingga lubang analku kurasakan mengedut-ngedut.Tiba-tiba Oom Heru membalik posisi tubuhnya. Sementara karna tubuhnya yang berat, batang kemaluan Oom Heru semakin menyeruak ke dalam liang kemaluanku dan melesak hingga ke dasarnya. Aku tak tahu apa yang hendak ia lakukan.Tanpa membuang waktu, bibir Oom Heru mulai melumat bibir kemaluanku yang sudah sangat basah. Ada sensasi hebat yang melandaku, ketika dada yang kekar itu merapat dengan tubuhku. Akupun tak tinggal diam tanganku tetap meremas-remas rambutnya yang cepak seperti “rambutan sopiyah” (memang seperti lazimnya anggota TNI harus berambut cepak… Kalau gondrong soalnya malah dikira preman kali!!)Untuk beberapa lama, Oom Heru masih melumat bibirku. Lalu tanpa sadar aku membantunya dengan melepaskan CD-ku dari kedua kakiku. Memang udara saat itu panas sekali, apalagi kami juga habis bergumul hebat ditambah kamar itu tidak ber AC, hanya kipas angin yang membantu menyejukkan ruangan yang sudah berbau mesum itu.Setelah beberapa saat Oom Heru yang belum orgasme itu mulai menggerak-gerakkan batang kemaluannya maju mundur.
