“Ayo dong Say, Aku sedang in nih. Pandangannya ditujukan ke tempat tidurnya.Aku segera mengerti maksudnya. Bokep Kubuka pintu kemaluannya. Suatu ketika aku merasakan badan Tante Dina mengejang dengan mata yang tertutup rapat. Aku lupa segala-galanya.Untuk beberapa saat kami merasakan kenikmatan itu. Di dalam cahaya remang dan hujan lebat itu, kutatap wajahnya. Rambutnya acak-acakan. Aku kembali pada posisi semula. Ayoo, dong antar aku ke gunung panas biar terobati dahagaku.”
Aku tak kuasa menolak jika Tante Dina meronta-ronta dan selalu mendesah-desah mengharapkan sentuhan asmaraku. Kami telentang miring sambil berpelukan. Maklum, aku hanya bisa berada di Jakarta hanya sehari. Daging kenyal yang selama ini terbungkus rapi menghiasi dadanya kuremas perlahan-lahan. Seperti ini contohnya: Tante Dinaku, jika kau datang padaku, aku akan melahirkan syurga-syurga baru untukmu. Kulitnya putih layaknya etnis Tionghoa.“Ayo, masuk..,” pinta wanita berambut sebahu itu sembari memberi ruang duduk di sampingnya. Digenggamnya penisku erat-erat lalu diusap-usapnya. Tubuhnya terlalu tinggi bagiku, sekitar 170cm, sedang aku hanya 165cm. Karena itu, begitu tiba di hotel aku bergegas chek-in dan membongkar rahasia perasaanku di kamar nomor 102. Tante Dina mengimbanginya dengan menggoyangkan pinggulnya. Akan kuajak kau ke tempat secret untuk berdua saja, biar aku bisa mereguk kemontokan tubuhmu.
