Sesaat setelah percintaan itu, aku mulai bisa menebak berkas-berkas fakta yang sebelumnya terasa begitu gamang. “Ray…”
“Hmm…”
“Kamu pikir akan ada yang mau menikahiku kelak?”
Ah, Chie. Bokep Itulah sahabatku, gadis cerewet yang berbicara seperti kereta api, yang kukenal sejak penataran mahasiswa baru. Membuatku salah tingkah dengan kegelianku sendiri. Aku bukanlah seorang bodoh yang tak bisa membedakan perawan dengan tante-tante. Ah, Chie. Ia serius. Dan hanya satu gadis untukmu. Jay, kenapa dia bisa setenang itu, kenapa seakan ia tidak mau melihat apa yang sedang terjadi?“Ray, aku sayang kamu,” Chie memelukku dengan kedua lengannya. Aku dapat melihat alis matanya yang berkerut. Wajahnya melukiskan kebahagiaan dan ketenangan. Kalau kamu?” Chie menghela nafasnya. Pertanyaan yang sangat sukat untuk kujawab. Waktu itu Jay juga sedang mengejar Chie. “Chie sudah tidur.”
Kupalingkan wajahku, menatap Jay yang sudah duduk di sebelahku. Di dalam saja!” Mama Chie memanggilku masuk. Aku dapat merasakannya dari setiap pertemuan kami, dan aku menghargainya. Ah. Aku menyayangi kalian.”
Chie mengangkat kedua lengannya, meraih dan memeluk kami berdua dalam dekapannya. “Chie..”
“Aku sayang kamu, Ray.”Kuterlentangkan tubuhnya, kuciumi buah dadanya yang telanjang, menikmati gesekan kemaluan kami yang beradu. Wajahnya melukiskan kebahagiaan dan ketenangan.
