Kami pun berciuman dengan lembut di bibir. Play bokep Jadinya pada kaku semua.”
“Tenang aja A’, serahkan sama Santi pasti semuanya akan beres.” jawabnya menggoda.Dia lalu menuangkan sedikit lotion di tangannya lalu dia balurkan ke punggung dan mulai mengurutnya. Wow, kurasakan sesuatu yang masih kenyal dan kencang di sana, dan hal itu memicu hormon testosteronku meroket. Aku pun segera membelokkan mobil dan kuparkir tepat di depan rumah itu.Di terasnya kulihat sedang duduk 4 orang wanita dengan pakaian yang cukup sexy. Tapi baiklah, apa salahnya mencoba, begitu pikirku.“Mmmm emang berapa tarifnya? Tubuh Santi kembali melemas dan lunglai. Kok malah bengong di pintu aja?”
“Eh, iya ya… Oke… Oke…” aku pun segera mengambil posisi di tempat tidur. Tapi aku hanya diam saja dan menikmati keadaaan ini. Mulanya aku kasihan melihatnya, namun sepertinya dia malah menikmatinya dan hal itu mulai membangkitkan kembali hasrat birahinya. Hmm, ada aroma khas yang belum pernah kucium selama ini. Gerakannya semakin lama semakin cepat dan membuat dorongan dari dalam diriku mulai muncul ke permukaan. Saat berjalan ke dalam, mataku masih sempat melirik 3 orang lagi yang sedang duduk di teras.Gadis pertama berkulit sawo matang, tubuhnya langsing berumur sekitar 20 an tahun, memakai kaus you can see berwarna putih dan di luarnya memakai kemeja bermotif kotak-kotak dengan kancing bagian atas dibiarkan terbuka.
