Selama menemani kakak beradik itu, aku mulai sering mendekati Mbak Viona jika kulihat Sarah sibuk memilih-milih pakaian. Play bokep Tahu aku pandangi, Mbak Viona memencet hidungku sambil ngomel-ngomel kecil, dan kami pun tertawa. Aku tak berkedip memandangi sepasang toket Mbak Viona yang masih tertutup BH, dan Mbak Viona tidak melanjutkan melepas pakainnya semua sambil tersenyum menggoda padaku.Birahi benar-benar sudah tak bisa kutahan. Kulirik arloji menunjukkan jam setengah 9, berarti Mbak Viona terlambat setengah jam.“Sori terlambat. Sementara aku tak berkedip memandanginya.Mbak Viona nampak sangat feminin dalam kulot hitam, blouse warna krem, dan kaos yang juga berwarna hitam. Kukira Mbak Viona ini lembut kayak Sarah, ternyata galak juga!” Aku tersenyum menggodanya.“Ih, senyam-senyum mlulu. Didorongnya tubuhku sehingga rudalku terlepas dari memeknya.Rupanya dia tahu tidak mampu mengontrol diriku dan lupa pada pesannya. Setiap kupercepat lagi, tangan Mbak Viona meraih tanganku lagi, sehingga akhirnya aku mengerti dia hanya mau jariku bergerak pelahan di dalam memeknya.Beberapa menit kemudian, kurasakan Mbak Viona mengangkat kepalaku menjauhkan dari memeknya. Terdengar desahan Mbak Viona, sebelum dia memutar badan menghadapku. Kutindih sambil mulutku melahap kedua toketnya, sementara tanganku meremasnya bergantian.Erangannya, desahannya, jeritan-jeritan kecilnya bersahut-sahutan di tengah gemericik siraman air shower. Mbak Viona, adalah kakak sulung Sarah yang kuliah di salah satu perguruan tinggi terkenal di kota ‘Y’.Dia pulang setiap 2 minggu atau sebulan sekali.
