Mungkin mereka kagum melihat kecantikan wajahku dan kemolekan tubuhku. Aku masuk ke dalam rumah, ke kamarku. Bokep Kubuka beberapa kancing atas blusku sehingga terlihat BH yang kupakai. Satu persatu para pelamar dipanggil ke ruang pengetesan, sampai si Indo di sampingku tadi dipanggil juga. Betapa belahan payudaraku sangat lembut dan merangsang ketika mulut Adolf mulai menjamahnya. Di dalam sudah banyak cewek-cewek cantik. Siapa nama kamu tadi? Namun Adolf tidak mengindahkannya. Tapi menurutku sih mereka terlalu memujiku berlebih-lebihan. “Kamu memang benar-benar cantik, Hanny”, kata Adolf sambil mencium tengkukku sementara tangannya masih terus merambah kedua bukit yang membusung di dadaku. Kututup payudaraku dengan tanganku, tapi Adolf menepiskannya. Dengan perlahan-lahan kutanggalkan blus dan celana panjangku. Usiaku baru menginjak 20 tahun.Tubuhku ramping dengan tinggi 170 cm, seimbang dengan ukuran dadaku yang di atas rata-rata wanita seusiaku. Akhirnya namaku dipanggil juga. Kukenakan kaos oblong tanpa lengan dan celana pendek ketat yang menampakkan lekuk-lekuk pantatku yang begitu menggiurkan. Adolf terpana menyaksikan payudaraku yang montok dan berisi dengan puting susunya yang tinggi menantang berwarna kecoklatan segar, tanpa tertutup oleh selembar benang pun.Aku menjadi risih pada pandangan matanya. Pose yang pertama, aku disuruh berbaring tertelentang dengan pose memanjang di atas ranjang, dengan membuka pahaku lebar-lebar, sehingga menampakkan kemaluanku dengan jelas.
