Paakk.. Playbokep Kupegang ujung telapak kakinya sambil aku terus menyodokinya. Berdebar jantungku. Yaahh.. Shh.”
Kubaringkin miring lalu kulipat kaki kanannya ke depan dan kuhujami memeknya dari belakang. Kudekati dia ketika mulai terisak-isak meneteskan air mata, ingin kutenangkan hatinya. Setelahnya dia kembali ke kamarnya yang terletak di samping kiri bangunan utama. Tadi gerbang depan dibukakan oleh pembantu wanitaku karena kebetulan dia pas lagi mau keluar untuk membuang sampah. Benar, pintu tidak dikunci dan aku masuk dengan senyap demi membikin isteriku kaget. Karmin. Pada mulanya pasif. “Yyaahh.. Tapi nampaknya Pak Karmin masih meneruskan aktivitasnya.Sebentar kemudian kaki isteriku diangkatnya ke kedua bahunya yang bidang dan kekar itu (meskipun sudah tua tapi tubuh pembantuku masih gagah akibat pekerjaannya yang secara fisik membutuhkan kekuatan). Oohhs…” begitu terus erangnya sambil membeliak-beliak. Memang besar miliknya. Lalu aku menuju dapur mengendap-endap siapa tahu isteriku di sana dan sekalian mau mengambil air putih. Terruuss.. Ukuran rumahku cukup besar dengan masih ditambah tanah yang lumayan luas yang kubuat menjadi taman hampir mengelilingi bangunan rumah kecuali sisi kiri karena kepotong kamar-kamar pembantu dan jalan samping. Cairan miliknya sampai tumpah ruang merembes keluar memeknya, punyaku juga demikian saking tidak tertampungya semprotan maniku. Tadi gerbang depan dibukakan oleh pembantu wanitaku karena kebetulan dia pas lagi mau keluar untuk membuang sampah. Kucium-kucium dan kuendus-kuendus. Pelan-pelan dipompanya memek isteriku dengan godam si Mr. Berkecipak suara kuluman kami.
