Hah! Bokep Kemudian Gina menggapai batang penisku hingga aku mesti berjongkok di atas buah dadanya. Ach.. Gina berkelojotan meresapi semua keindahan yang kembali aku ciptakan. Fantastik sekali. Refleks aku remas kedua buah gunung kembar itu hingga membuat Gina bergelinjangan nikmat. menguntungkan sekali bukan? Begitu nikmatnya ketika kedua gunung kembar itu menjepit batang penisku. Kutarik penisku dari lubang kawin Gina. Gina menjadikan rambutku sebagai pegangan, tapi aku menjadikan bokong Gina sebagai pegangan. Aku mengejarnya, dengan segera melafal mantra yang sudah aku hafal sebelumnya. Kemana semua orang hingga pintu depan harus dikunci? Seluruh spermaku membanjir di mulut Gina. “Ehmm ach.. cepetan dong.. “Apapun yang aku mau?” ulangku. Kapasitas yang cukup banyak menetes disela-sela bibir Gina.“Telan sayang, telan..”
Kata-kataku bagai perintah. Jangankan Rani yang telah menolak cintaku, Dian Sastro pun pasti berlutut di depanku. Hebat banget..” katanya sambil terus saja menyepong penisku.Tak tahan aku jika harus diam saja. Sekali lagi bibir kami menyatu dan ehemm.. Ach.. Dan aku sudah tak tahan lagi.“Sebentar sayang, aku masuk dulu yach..”
“Heeh.”
Gina melebarkan selakangnya hingga bukit belahnya benar-benar mekar terbelah. Aku ciumi paha Gina yang mulus bagus itu bolak balik sampai pangkal paha. tarik dulu penismu.”
Gina melepaskan ciumannya dan mengarahkan batang penisku ke mulutnya. Refleks aku remas kedua buah gunung kembar itu hingga membuat Gina bergelinjangan nikmat.
