Serr.. Bokep Sukasari Theatre memang bukan bioskop favorit di Bogor. Ida bangun kemudian ke kamar mandi, dalam keadaan polos. “Terus kalau tiba-tiba kepengen gimana?” Ida hanya diam saja. Saya tahu ada penginapan yang bersih dan murah”. Napasnya tersengal-sengal. “Mau ke mana sih?” tanyaku sambil kuulurkan tangan mengajak berkenalan. Kami menungu lagi di situ.“Jam segini nggak ada lagi angkutan ke Warung Jambu kali ya?” tanyaku. “Eh ngapain dibuka?” kataku terkejut.Ida hanya tersenyum saja. Ida menggenggam dan merenggut kantong penisku dengan perlahan.Kurasakan rangsangan itu menurun pelan-pelan. Perawakannya sedang, tinggi 160 cm dengan badan yang agak kurus dan dada kecil. “Iya, tapi dapat diskon, kurayu penjaganya. Kukecup bibirnya pelan dan lama-lama menjadi ciuman yang dalam. Hembusan napasnya terasa kuat menerpa tubuhku. Kurebahkan Ida ke arah yang berlawanan dengan posisi tidur semula, sehingga kini bantal berada di posisi kaki. “Ah nggak, aku belum pernah kok berhubungan dengan wanita” kataku berbohong. Ida, kita sama-sama.. Percayalah” katanya lembut sambil mengecup keningku.Aku berbaring menjauhi tubuhnya dengan hati kecewa dan penuh tanda tanya. Sekarang.. Gerakan pantatku semakin cepat dan akhirnya
“Sekarang.. Sampai akhirnya aku merasakan hampir sampai ke puncak kenikmatan. Karena agak gerah kubuka kausku. Badanku beberapa kali menggigil.“Dingin ya?” tanya Ida.
