Lama leher dan kepala Dik Mul dalam dekapan saya. Bokep Terus pemijatan pada pinggang, lalu punggung. Baiklah terakhir saya ceritakan tentang pengawal saya, atau bodyguard saya.Namanya Mulyono. Setelah persetubuhan selesai, saya akan menanyakan, “Bapak (atau Mas) puas dengan layanan saya?” Jawabnya bisa macam-macam. Resminya anak itu adalah anak Pak Hendrik (nama samaran). Setelah selesai menikmati tubuh dan kemaluan saya sepuasnya, saya muntah-muntah. Kenalkan namaku Kirana. Setelah puas diciumi, saya berbisik, “Dik Mul, masukkan sekarang kemaluannya ya! Saya akan menuruti apa saja yang diminta oleh pelanggan (customer) selama hal itu tidak merusak atau menyakiti tubuh saya atau tubuh pelanggan. Dia menurut. Saya bukan cewe bokingan kelas Kramat Tunggak apalagi Monas di Jakarta atau Gang Dolly di Surabaya.Saya seorang cewe bokingan profesional. Hanya saja dia tidak tinggal serumah dengan saya. Selain itu dia masih mengikuti kuliah di Universitas Terbuka, Fakultas Hukum. Saya sudah nggak tahan…” Dia lalu berdiri dan mulai melepaskan, baju, celana, kaus baju dan terakhir celana dalamnya.Kini penisnya terlihat utuh putih kehitaman, dengan semburat urat-urat kecil di sekitar pangkalnya. Mula-mula dia memang menolak.Itu terjadi pada suatu malam minggu di rumah. Saya tidak pernah diskriminasi, apakah pembeli saya itu seorang pejabat atau konglomerat. Dari yang di daerah sampai ke Mahkamah Agung (ini kata majalah Tempo loh). Sebetulnya saya ditawari Pak Hendrik untuk menangani kantor pengacara yang akan didirikannya tadi.
