Membuatku uring-uringan. Play bokep Kuingin Kang Hendi lebih cepat keluar. Kecewa, marah, sedih dan entah apalagi yang ada dalam perasaanku saat ini. Apalagi ia sudah berani-berani masuk ke dalam kamarku malam-malam begini.Teringat itu aku langsung bertanya, “Kemana Teh Mirna?”.“Ssst, tenang ia lagi di rumah yang di sana” kata Kang Hendi dengan tenang seolah tidak bersalah.Kurang ajar, runtukku dalam hati. Kurasakan hisapan dan remasannya dengan penuh kenikmatan. Aku sudah bosan. Aku buru-buru menutupi ketelanjangan dadaku karena kulihat mata Kang Hendi yang liar nampaknya tak pernah berkedip menatap ke arah sana.Saking takutnya aku tak bisa ngomong apa-apa dan hanya melongo melihat Kang Hendi semakin mendekat. Benar saja besar dan panjang. Mereka tinggal jauh di kota besar dan sama sekali tak pernah tahu akan keberadaanku sebagai madunya.Ketika menikah pun aku sudah tahu akan statusnya ini. Ujung jariku menggelitik moncongnya yang sudah licin oleh cairannya. Aku kembali berusaha tetapi nampaknya ia belum memperlihatkan tanda-tanda. Tetapi perasaan itu akhirnya tertutup oleh kemahirannya dalam mencumbu diriku. Hati kecilku sering dipenuhi oleh kekhawatiran yang sewaktu-waktu akan membuat hidupku jatuh merana.
