Asal Usul Kehidupan Manusia

“Ooohhb….”, desahku menikmati kuluman Minoru.Zenit sudah tertidur dengan posisi terduduk, dia sudah memberikan kesempatan ini padaku. Minoru mengerti, dia juga ingin cepat-cepat menyudahi semua ini.Hanya dalam beberapa menit, Minoru berhasil memainkan kontolku dengan tangan dan mulutnya hingga aku berejakulasi. Bokep Dadanya bersih, putih sekali, putingnya merah muda dan berbentik kecil, masih terlihat indah walaupun Minoru terus berusaha menutupinya dengan tangan. Lagian kapan lagi bisa begini, kalau ada Zenit sudah pasti dia ingin menyiksa Minoru.“Arrggghh….”, erangan Minoru menerima genjotanku yang kian waktu kian cepat. Dia terpaksa berbaring di kasur menunggu dikerjai, sedikit menangis dia menunggu penderitaan. Terima kasih kawan, berkat kamu, aku bisa meluapkan unek-unekku.Sejak dijauhi Siti, aku sering murung, aku biasanya melampiaskannya di tempat prostitusi, jika lagi bokek, biasanya aku cuma beronani sambil nonton bokep di kost ku.Aku terus menyoroti wajah Minoru yang cantik itu, lembut pancaran wajahnya yang imut itu. Dengan motor pemberian Herman, Kawasaki Ninja 150RR, kupacu menuju ke sana.Zenit rupanya sudah menunggu di meja sudut sana, dengan meja yang penuh dengan minuman keras serta bungkus rokok. “Cepat mas…”, kata Minoru. Aku ingin menikmati Minoru dengan lembut dan romantis. Belum mau aku menggunakannya. Benar yang dikatakan Zenit, tidak lama dari itu Minoru datang, “Sendirian kan?!”, ancam Zenit ketika membuka pintu. Zenit sudah ketiduran, dia tidak akan tahu apa yang kuperbuat, aku tidak mau menyiksa Minoru menggunakan peralatan Zenit.

Asal Usul Kehidupan Manusia

Related videos