Mulutnya tak henti-henti mencupangi payudaraku yang mencuat di depan wajahnya, sesekali mulutnya juga mampir di pundak dan leherku. Bokep indo Lucunya karena dia lebih pendek, aku harus sedikit menunduk untuk bercumbuan dengannya. Dia berhenti sejenak ketika jari-jarinya menyentuh kemaluanku yang tidak tertutup apa-apa
“Ya ampun dik, kamu tidak pakai dalaman apa-apa ke sini !?” tanyanya terheran-heran dengan keberanianku. Kisah yg satu ini berjalan telah anggak lama, tepatnya terhadap akhir semester 3, dua th yg dulu. Kata-kata terakhirnya sebelum aku pamit hanyalah,
“Ya sudah lah dik, sebaiknya anda ambil hikmahnya kejadian ini supaya memacu anda lebih rajin di kemudian hari” dengan meletakkan tangannya di bahuku. Namun perjuanganku tidaklah sia-sia, ketika sedang berendam bersama di bathtub dia memberitahukan bahwa aku sudah diperbolehkan ikut dalam ujian.“Kesananya berusaha sendiri yah Dik, jangan minta yang lebih lagi, Bapak sudah perjuangkan hal ini dalam rapat kemarin,” katanya sambil memencet putingku. Dengan lemas dan pucat aku melangkah keluar dari situ dan hampir bertabrakan dengan Bu Hany yang menuju ke ruangan itu. penawaran, memangnya pasar pakai tawar-menawar segala,” katanya dengan agak jengkel karena aku terus ngotot. sempurna sekali tubuhmu ini dik, pasti rajin dirawat ya,” pujinya sambil meremas pantatku.Aku hanya tersenyum kecil menanggapi pujiannya lalu kubenamkan kembali wajahnya ke payudaraku yang sebelah, diapun melanjutkan menyusu dari situ. kan Bapak sudah bilang dari kemarin bahwa tanpa surat opname atau ijin khusus, kamu tetap dihitung absen,
