“Ada apa, SU?” tanyaku. Hampir sepinggang. Playbokep Dia harusbanyak istirahat. Hari masih gelap, perahu-perahu kecil berlayar plastik putih keliahatan sudah mulai banyak di tengah laut. AKu takmampu menjawab pertanyaannya. Ya sudah. “Mas… geli…”
“Yah. Kulihat adikku Sutinah sedang mengelus-elus kontolku. Cepat kulorotkan celanaku dan melorotkan celana ibu. Sutinah langsung meniki tubuhku. Tangan kami merasakan aga getar-getar kecil jauh di ujung jaring. AKu sembunyi di balik pohon bakau yang lebat. Kami pun agak lega juga.Aku dan adikku Sutinah, menyusul ayah dengan naik sepeda. Sutinah tersenyum dan menganguk. Dia sudah cekatan nampaknya. Ibu yang tidak memakai celana dalam kukangkangkan. Dia memelukku. Oh… aku tidak menyadari, kalau adikku sudah pintar menandai haidnya.Kuturunkan dia dari pangkuanku, Kulepas celananya. Aku diam dan memeluk erat tubuh ibu serta melepaskan spermaku. Aku juga diam.Aku membuang jaring ke laut dan ibu ikut membantunya melepas jaring-jaring itu. Kemudian menariknya perlahan. “Sabar dong Bu ne…” kataku merayu. Jangan pakai celana dalam dan pakai baju kaos saja,” kataku. “Kamu masukin titit mas ke dalam mulutmu,” kataku. Perlahan penisku naik. Ibu yang tidak memakai celana dalam kukangkangkan. Dalam usianya yang tua, orang brkata, kalau ayahkju masih hebat. Hati-hati jangan sampai ketahuan orang,” kata ibu. Tak lama perahu kecil dinaiki oleh AMir dan Suti muncul. Aku setuju. Gairahku muncul. Aku mau mas…” rengeknya. Ibu sangat puas mengintip aku dan Suti berciuman mesra dan saling membelai.
