Lia pun mulai membuka risleting celanaku dengan tangannya, kubiarkan sejenak ia menikmati melakukan hal tesebut. Bokep “Ayo Ri, jangan diem aja…Riiiii…Ahhhh…Ahhh, entotin Lia Riii…” Pantatnya semakin kencang di hujamkan kebelakang sampai terdengar keras bunyi pantatnya yang beradu dengan pahaku.Puas melihat Lia menderita seperti itu, lekas tanganku menelusup dari ketiaknya lalu cepat meremas susunya. Lia menjerit menyebut namaku, “Ariiiiiiiii….!”Ternyata gadis ini mengalami orgasmenya lagi, jarang kutemui gadis yang mampu mengalami klimaks berulang kali. Ia menggerakkan payudaranya sekaligus melumat kemaluanku. Ia menggerakkan payudaranya sekaligus melumat kemaluanku. tahu aja kamu” jawabku.Kedua matanya membuka perlahan dan bibirnya tersenyum, “Si Rina bilang ****** kamu gede banget, ternyata ia benar juga”Ups, baru kali ini aku dengar ia berbicara lugas seperti itu. Kenyal, keras dan nikmat sekali rasanya. Tanpa diperintah lagi, tanganku langsung meremas gundukan vaginanya itu, ia tersenyak tapi cepat pula wajah cantiknya merona merah, aku tahu ia menikmati hal itu. “Ini pelir kuda namanya, Ya” Jawabku dan juga berbisik ditelinganya. Namun mereka semua salah besar, karena diantara kami tidak pernah ada ikatan dan komitmen.Ketika aku sedang asik melamun, sambil memandang wajahnya tiba-tiba kurasakan jemari halus dan lembut itu meraba bagian depan celanaku“Hayo, ngelamun jorok ya?” terdengar suara Lia pelan, tapi matanya masih terpejam.
