“Iya Bunda…” sahut Prima sambil melangkah ke arah pintu, lalu menguncikannya dan kembali menghampiriku. Playbokep Yadi mempraktekkan manajemen modern, segala sesuatu diserahkan terhadap the right man on the right place, sementara Yadi hanya mengawasi saja dari kejauhan. Kalau salah didik serta pengawasannya, mungkin saja tenggelam ke dalam arus pergaulan yang tidak sehat. Aku malah jadi curiga. Tiba-tiba terdengar suara di sampingku, “Maaf Bunda…ada paket yang…yang ha…wajib ditandatangani sama Ibu dulu…ma..maaaf…” Suara Prima terdengar tersendat-sendat, mungkin sebab kaget serta gugup menonton kondisiku yang belum mengenakan pakaian lengkap.Aku terkejut. “Iya Bunda…” sahut Prima sambil melangkah ke arah pintu, lalu menguncikannya dan kembali menghampiriku. Pasti sudah mulai membayangkan lawan jenisnya. Aku ingin tahu bagaimana reaksinya setelah ia melihat bagian belakang paha dan celana dalam putihku ini. Menggoyangkannya sedikit sambil berkata perlahan,
“Bunda….Buuun….Bunda….” Aku membalikkan tubuh sambil menggesek-gesek mataku. Coba jujur aja, ada apa ? “Duduklah…bunda mau ngomong banyak,” kataku sambil menepuk kasur di sebelah kananku.Sebenarnya di kamarku ada sofa. Dan nafas Prima mulai terdengar tak beraturan. Ia mulai menggeliat dan berdesah,
“Aaaaaah….Bundaaa….aaaaah…. “Besok Bunda. Dan ia memang tertegun agak lama di dekat bedku.