“Hampir Cihampelas”, jawabku. Beberapa tahun lalu ketika perusahaan tempatku bekerja mendapatkan kontrak suatu proyek pada sebuah BUMN besar di Bandung, selama setahun aku ngantor di gedung megah kantor pusat BUMN itu. Bokep Tanganku kembali ke pahanya, bahkan terus ke atas meraba CD-nya. “Yuk.., Mas.., turun”. Aku memperlambat jalan mobilku, menikmati kulumannya sambil mata tetap mengawasi kendaraan lain. Tentu ini ada “ongkosnya”, yaitu aku tak pernah minta uang kembalian.Agar bisa bebas menjamah, aku pilih waktu yang tepat jika ingin membeli sesuatu. Aku yang makin penasaran ingin menidurinya. Akhirnya aku membayar belanjaan Sari. Sampai ketika ujung jariku mulai masuk ke “pintu” vaginanya, Sari berontak, bangkit, lagi-lagi men-cek keadaan. Aku jadi punya niat mengganggunya (dan tentu saja ingin menyetubuhinya) setelah tahu bahwa Sari ternyata genit dan omongannya “nyrempet-nyrempet”. Di tepi kanan jalan ke arah Tangkuban Perahu itu banyak terdapat kedai-kedai jagung bakar. Aku punya waktu untuk menurunkan tensi sehingga bisa bertahan lama. Sari menyambut dengan permainan lidahnya. Aku menyetir dengan posisi penisku tetap terbuka tegang. “Dengan senang hati”. “Sampai di mana nih?”, tanyanya terengah.
Mau Hisap? Ini Kontolku
Related videos









