Aku geli sendiri. Play bokep aku kan mesti kerja.”
“Sebentar saja, satu jam. Lewat sentuhannya di kulitku dan desahan nafasnya, darahku mulai naik. Tetapi baru saja aku menyetujui ajakan lunch-nya. Nah, di sinilah aku ketemu lagi dengan Kelvin. Well… berbeda dengan yang namanya rakus, loh. Aku menduga dia memang sengaja mendekatkan begitu supaya aku tidak tahan. Secara keseluruhan dia memang oke, mulutnya manis dan pandai berbicara (tentu saja, mungkin ini modalnya bertitel top sales di daerah sini). Aku menduga dia memang sengaja mendekatkan begitu supaya aku tidak tahan. “Maafkan aku…”
“Dia masih tinggal di sini? Kelvin kembali menjelajahi tubuhku yang barus saja tertutup, dia menciumi setiap lekuk-lekuk di tubuhku. Kelvin kepengin mengantar, suatu kebetulan bahwa Jumat adalah hari liburnya, selain Selasa.Aku bukan mau belanja. Kamu liat-liat barang lain deh, biar enggak kesel nungguin aku.”
“Ya jangan, dong. Apa salahnya? Kelvin masih sempat-sempatnya mengganti sarung bantal penopang kepalaku tadi. Aku pun memutuskan untuk ke luar sebentar. “Telepon aku di kantor aja lah!”
“Kalau aku pengen ngobrol malam-malam gimana?”
“Well…” aku segan, dia pun tidak memaksa.Keesokan harinya Kelvin meneleponku lagi dan juga lusanya. Kapan kita lunch bareng?”
“Waduh, aku sibuk banget minggu ini.”
“Gimana kalau besok. Dia bekerja di dealership ini di bagian sales. Wow, banyak duitnya, aku pikir, tapi mengeluarkan terlalu banyak uang untuk hal-hal yang tidak perlu.