Segera kulepas kekangan yang kutahan semenjak mendengar cerita Windy dari tadi. Kututup kulkas dan memutar tubuhku menghadap tempat tidur, memperhatikan Ratih. Playbokep haah!! Semakin cepat, cepat, lebih cepat, kutambah kecepatannya, “mbaaaak Windyyyyy !!” Ratih menyebut namaku dengan menjerit kecil, tubuhnya bergetar. Kemudian disodorkan ke arahku. mass!! “Tadinya sih,” jelas Ratih. Saat kuangkat kepalaku menatapnya, terlihat buah dada Windy mulai menarik keinginanku meremasnya. Windy berjalan ke arahku, memutari meja sekarang. Buah dadanya bergoyang seirama dengan kayuhan pantat si pria.Yang rambut pendek berusia belasan tahun terbaring di meja, dengan rok seragam sekolahnya telah tersingkap ke atas. Ia tak berkedip melihat tv, duduk di tepi tempat tidur, kaki kirinya di atas kaki kanannya, terlihat sedikit bergoyang.Terlihat pantatnya juga sedikit bergoyang memutar. “Eih ?!?” Ratih memperhatikan 3 dvd di tangannya. Branya telah terbuka menggantung di tangan kirinya. Enggak tau gimana gitu,” jelas Ratih. “Huaaahh massss…” Perlahan tanganku ke pinggulnya, menarik ke bawah kain celana dalamnya. pinjem ya mbak,” katanya bangkit dari tempat tidurku langsung berjalan cepat ke pintu.“Hati-hati menyimpannya,” seruku sambil melanjutkan unpacking isi kardusku. Ratih tidak bisa diam melihatku mengeluarkan isi paket dari kardus. Aku teringat sesuatu, tapi terlambat.
