“Om, apakah saya boleh memakai kamar kecil?” Aku menoleh ke arah datangnya suara merdu itu. Aku sedang hendak merobek selaput dara seorang gadis perawan yang belum pernah dimasuki laki-laki. Bokep indo Tapi …. Restroom bowl penuh darah.Kularikan dia ke dokter kandungan terdekat. Kurasakan dia mengangkat-angkat panggulnya dan tangannya menjambak rambutku. Padahal aku sama sekali tidak pernah bermaksud membuat dia mabuk. “Ada apa?”“Om?”, terlihat ada kemelut yang sangat merisaukannya.“Apa Ermita?”“Om … tidak … mengambil keperawanan saya?”Aku terkejut. Apa kamu tidak suka tinggal bersamaku di rumah ini?”“Sebagai gundik?”“Sebagai apa saja menurut anggapanmu”, kataku ketus. Saya tahu semuanya salah saya. Entah mengapa setelah berhasil mendapatkan kegadisannya aku jadi sinis dan jijik. “Enak Om.” Dan dia menenggak sereguk. Om apakah saya bisa bicara dengan dia?” Aku tak mau dia tahu Ermita lagi tidur pulas di kamarku.“Dia lagi di WC. Saya biasa memakai credit card. Apa yang aku makan, kamu juga ikut makan. Suara yang kurindukan. Kuambil dua buah sloki dan kubawa ke meja makan.“Apa itu Om?”“Anggur, kamu minum anggur?”“Ndak pernah. “Cukup Om”, katanya. Sekilas kami bertatapan, kulihat matanya begitu letih dan mukanya pucat.“Kamu dari sekolah langsung kemari?”“Iya Om.”“Belum pulang ke rumah?”“Belum Om.”“Kemari dulu.” Aku cepat melangkah ke dapur memeriksa lemari es.
