Terdengar bunyi sangat keras.Si Nisa masih pulas tanpa terganggu perang di sebelahnya. Bokep Dia rebahkan tubuhnya di sisi Nisa. Dia mengangguk. Dik Nisa, besok bilangin ke mama, Papa nakal ya?” Sri berbicara pelan kepada Nisa.Saya tersenyum dan kembali memeluknya. Tampaknya berhasil. Saya menjadi iba. Reaksi saudara-saudara istri saya negatif. Sri mencoba memejamkan mata. Saya mulai mencari cara untuk bisa meniduri Sri. Saya buka CD Sri, hingga pangkal kakinya, lalu dia menendang sendiri CD itu, melayang ke dekat TV. Istri saya memberi penjelasan tetang bagaimana Sri pintar merawat Nisa.Penjelasan ini tidak bisa diterima ibu. Jadi sangat jarang perempuan tertarik secara fisik kepada saya.Saya juga tidak agresif dalam bergaul, meskipun saya cukup humoris. Saya tidur dengan Sri hanya dibatasi si kecil Nisa. Dia tampak ragu dan bingung.“Sana ambil bantal kamu!” perintah saya.Dia beranjak. Nggak boleh gitu,” katanya.Nisa bergerak-erak seperti mau bangun. Dia menampung muntahan dengan selimutnya. Dia menggelinjang sebentar, dan berusaha menjauh, tapi tubuhnya terantuk tubuh kecil Nisa. Tetek gadis itu benar-benar sangat menggoda saya. Saya jilat-jilat isinya, jari tengah saya mencoba menusuk pelan.
