“Aku juga pengin ketemu denganmu, Santi!”, jawabku berpura-pura. Tiba-tiba, aku merasakan ada orang lain yang memelukku dari arah belakang. Bokep Hanya mulutnya saja yang seolah melarang, sementara tangannya cuma sebatas memegang pergelangan tanganku, sambil tetap membiarkan telapak tanganku terus mengelus dan meremas buah dadanya yang mulai mengeras membusung.Suasana angin pantai yang dingin di luar sana, sangat kontras dengan keadaan di dalam kamar tempat kami bergumul. Akhirnya aku memutuskan untuk to the point aja. enak banget, ‘yang, kamu makin pintar, ‘yang..”, ucapku merasa keenakan. Kaki Eksanti dengan sendirinya mengangkang ketika aku mengangkat pantatnya. Aku merasakan liang kewanitaannya berdenyut menjepit jariku. Aku memeluk tubuh Eksanti sehingga batang kejantananku menyentuh pusarnya. Aku langsung menarik tubuhnya untuk berhadapan denganku. “Ecchh.. Makanya besok sengaja aku memilih waktu sore hari karena aku ingin mengajaknya menginap, kalau dia mau. “Kalau kamu gimana?”, aku malah balik bertanya. Namun aku tidak menyesal karena dalam pikiranku sebenarnya dia sudah tahu apa yang akan terjadi, sejak kejadian kemarin siang di kamarnya. Suara rintihan berulang kali keluar dari mulutnya, disaat lidahku menjulur, menjilat, membasahi, menikmati batang lehernya yang jenjang.“Mas, jangan..!”, Eksanti mencoba menarik telapak tanganku yang kini sedang mereMas, menggelitik payudaranya.
