Aku menukar seragam resto dengan seragam ku sendiri, jins dan t shirt yang serba ketat, aku membawa tas ku menuju ke pintu keluar gedung parkir. Playbokep Menjelang pagi, aku bangun masih dalam pelukannya. Akhirnya aku mengelepar-gelepar. Makanya tu bapak bilang aku seksi, pasti dia tertarik ma bentuk pantatku, dasar lelaki, dimana aja ngeliatin bodi prempuan ja kerjanya. Gila, batinku, dia benar-benar membuat aku kewalahan. Setelah selesai dia keluar duluan, sedang aku masih menikmati shower. Kugigit pundaknya saat aku dihujani dengan kenikmatan yang bertingkat-tingkat. Di dalam lift aku dipeluknya. Dan tangannya tak henti-henti meremas-remas dadaku. Dia terus memainkan batangnya dan kali ini dia ikut menggelepar, wajahnya menengadah. Terus.. batangnya telah tegang berat. Dengan pakean seragam seperti itu, bentuk pantatku jadi tercetak dengan jelas juga walaupun bagian bawah seragam itu tidak seketat bnagian atasnya. “Didalem om, polos”. Pentil kiri dan kanan diremas bersamaan. Temen2ku satu angkatan banyak yang job trining disitu, masing2 ditempatkan terpisah. “Pak.., sstt.., sstt..! Terdengar ‘cepak-cepak’ setiap kali pangkal pahanya berbenturan dengan pantatku. “Napa Din kok menggelinjang, belon diapa2in”. Aku berusaha menggeliat, tapi tubuhku dipeluk cukup kuat, hanya tanganku yang mulai menggapai apa saja yang kudapat.
