Mas Ton tersenyum, tetapi aku tidak dapat membalas
senyumnya. Bokep Dinding
dalam liang kewanitaanku berdenyut semakin dalam. Aku tidur di sebelah kanan, Mbak Rani di
tengah dan Mas Ton di sebelah kiri. Aku tidak tahu apa yang harus kuperbuat,
seharusnya aku bangun dari tempat tidur dan segera keluar kamar,
sehingga dapat terhindar dari perbuatan Mas Ton yang lancang itu,tetapi
tidak. Ada perasaan senang bercampur dengan perasaan takut bergejolak di
dalam diriku saat kubersihkan kemaluanku di kamar mandi. Kulihat
sesuatu yang mencuat tinggi dari balik celananya. Aku memberikan alasan bahwa ada tugas kuliah yang lupa
kuselesaikan. Kelihatannya ekonomi kakakku masih pas-pasan. Hari
itu juga kuputuskan aku harus kembali ke kotaku, aku tidak mau hal itu
terjadi lagi. Rumah yang dikontrak
adalah rumah petak dan hanya berkamar tidur satu, ruang tamu kecil dan
ruang makan merangkap dapur, serta kamar mandi kecil. Entah apa yang kubayangkan saat itu. “Aaahhh..,” hanya desisan yang dapat kukeluarkan dari mulutku. Sensasi ini belum
pernah terjadi sebelumnya, bahkan dengan pacarku saja aku masih sebatas
bergandengan tangan saja. Ketika Mas Ton menarik
tangannya dari dalam celana, aku merasa kecewa, ternyata tidak, ia
ternyata melepaskan celananya ke bawah sehingga batang kejantanannya
yang telah berdiri dengan kokoh menyeruak keluar. Dengan malas aku bangun, kubuka pintu kamar dan segera aku ke
kamar mandi. Tiba-tiba kurasakan tubuh Mas Ton digeserkan
mendekatiku, entah disengaja atau tidak, tetapi gerakannya sangat
hati-hati, mungkin takut aku terbangun. Dalam keadaan demikian kuarahkan pandanganku ke pintu
kamar. Elusan di atas celana di depan vagina,
kadang-kadang
