Entah kapan dia melepas CD-nya. Playbokep Sementara Aku sendiri tambah terangsang.Jimmy cepat-cepat melucuti pakaianku, lalu sarung dan oblongnyapun telah tergeletak di lantai. Aku memang kawin muda, 18 tahun. Aku merasakan tangan Hendrik kembali ke selangkangannya dan melakukan sesuatu. Entahlah, akhirnya Jimmy mencapai orgasme sedangkan Orgasmeku tak optimal, sebab tak “lepas”, harus menutup mulut. Baru kali ini Aku melihat kelamin lelaki dewasa yang sedang tegang. Melihat sesungguhnya, bukan hanya gambar. campuran antara rasa aneh, jijik, rasa bersalah, tapi juga sedikit kepuasan telah mengantarkan Hendrik sampai ke puncak ejakulasi.Hanya begitulah pacaran kami yang paling “liar”. Ditubruknya Aku. Ayah tak pernah menerimanya. Dan yang tak bisa menahanku untuk bercerita ini adalah karena Aku memang gemar menulis sejak di bangku Sekolah Dasar. “Yang …… bisa Enggak.”
“Kenapa?”
“Jangan pake tangan.”
“Lalu?” tanyaku lugu. Secara refleks Aku menyambar daster dan menutupi tubuh telanjangku. Aku tercenung memandangi soal, tak tahu apa yang musti Aku buat, sementara Hendrik sibuk membongkar buku referensi. Kami hanya sekedar cium-ciuman dan meraba-raba. “Okay deh Mas, Sally maafin.”
“Mas sayang ama kamu.”
“Iya, Sally tahu.”
“Apa jawabmu, Sally?”Aku diam.