Ia ikut menjilat-jilati wajah Alfa seperti meminta bagian. Seketika itu juga tercium aroma khas nan segar dari selangkangan Alfa yang terpampang bebas. Melihat perbuatan kedua senior saya itu, tak saya sadari, penis saya yang tadi sudah loyo bangkit kembali dan semakin mengeras.Sekonyong-konyong Alfa yang merangsang melepaskan diri dari jamahan Pratiwi. Dibukanya pengikat BH Alfa.Dan tak terhalangi lagi toket Alfa yang montok seperti buah mangga harumanis yang ranum, dengan puting susunya yang tinggi menjulang menggemaskan dikeliling oleh lingkaran kemerahan yang cukup lebar. Apalagi ditunjang oleh dinginnya udara pegunungan di sini sampai ke sumsum tulang.“Hi hi hi hi.., Hei, ngapain kamu di situ?!”
Tampak dua orang panitia datang ke arah saya sambil cengengesan. Kemudian tangan kirinya diselipkan ke balik BH Alfa yang berwarna putih. Gelitikkan lidahnya yang nikmat mulai membangkitkan gairah birahi saya yang selama ini terpendam.“Fa! Menyaksikan pemandangan yang indah ini, insting kelaki-lakian saya mendorong saya menghampiri kedua cewek yang tengah dilanda nafsu birahi itu. Sudah sampai?, Belum! Kemudian tangannya membuka kembali retsleting yang sempat saya tutup.“Wow! Saya membuka retsleting celana panjang Alfa kemudian saya turunkan celana panjang itu berikut celana dalam yang dipakainya sampai sebatas mata kaki. Ternyata areal perkemahan sudah diterangi oleh beberapa lampu sorot yang cukup besar kekuatannya, yang sudah disiapkan oleh tim panitia yang telah mendahului kami ke sana satu hari sebelumnya.
