Yuni merapat padaku dan tangannya mulai memijit tubuhku. Beberapa hari kemudian di tempat yang sama kembali aku bertemu dengannya. Kami masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan diri. Sesaat kemudian.., “Sekarang Yun. Ouhh Anto, aku mau nyampai, aku mau kelu.. ” ia memekik. Kupesan dua porsi tapi dia menolak. Yuni berbaring di ranjang. Kuajak Yuni untuk makan Soto Betawi di seberang jalan. “Orang di belakangmu dari tadi lihatin aku terus”. “Hai, masih ingat aku?” tanyaku. Aku hari itu memang sudah sedia payung lipat karena waktu berangkat dari rumah kulihat langit sudah gelap. Tanganku meremas payudaranya, memilin putingnya. Ia tidak memasukkan seluruh batang penisku ke dalam mulutnya, melainkan hanya kepala penisku saja yang menjadi areal kerjanya. Nanti aja sekalian” katanya. “Jawa asli 100%,” kataku. “Udahan, sekarang mana lagi yang mau dipijit?” tanyanya menantang. Dari tadi suaranya datar, cenderung ketus. Kemaluan kami saling membalas berdenyut sampai beberapa detik. Uuppss.. Pada saat ini aku dapat mengamati dia dengan lebih teliti. Kuisap puting buah dadanya yang sudah mengeras. Sampai kamar mandi kulepaskan pelukanku dan kami membersihkan milik kami masing-masing terlebih dahulu untuk melanjutkan permainan berikutnya yang lebih panas.
Getar Gairah – Film Panas Indonesia 1976 Penuh Kenikmatan
Related videos














