Aku baru akan pulang setelah lewat jam sepuluh. Namun lalu ia tak bersuara lagi, karena aku mencium bibirnya dengan sepenuh kehangatanku.Pada mulanya ia gelagapan, mungkin karena tak menyangka akan kusergap dengan ciuman ketat dan hangat ini. Dengan sikap yang semakin menggugah hasratku.Seperti harimau betina yang sedang naik birahi, kudorong dada Santos sampai ia terlentang di atas bed. Dia lebih asyik belajar bersama tantenya. Dan ternyata dari perasaan cemburu itu timbul gairah yang hebat, untuk menggauli istrinya. Maklum masih di taman kanak-kanak, banyak juga yang harus dibelinya untuk dibawa ke sekolah.Lalu apakah rumah tanggaku berjalan dengan sempurna, karena tak pernah ada masalah menyelip di antara aku dengan Mas Pandu ?Tadinya kuanggap sempurna. Kasih ini, katanya perlahan, Soalnya aku kasian sama dia.Mas….! Untuk mengusir ketegangan ini aku bangkit. Memang aku tidak mengenakan bra. Sehingga ia yakin bahwa Santos akan mampu membuatnya cemburu. Apalagi hal seperti yang direncanakan oleh suamiku itu. Lalu mengecup pipiku disusul dengan bisikannya, Sebenarnya aku sudah lama memikirkan hal ini, Sayang. DI situ aku merebahkan diri. Karena sesuatu yang aneh itu diam-diam mulai kupikirkan.Bahkan setelah suamiku berangkat kerja, aku semakin memikirkan semuanya itu. Kamu temani dia di atas, sementara aku akan sengaja melambatkan pulang dari kantor.Entah kenapa, saran dari suamiku itu cukup menarik.
