Semakin cepat gesekan, semakin keras desahan Linda. Septi : Gadis ini pemalu dgn badan kecil yg sangat indah. Baru jam 6 sore kita dah selesai makan malam.”
Reza : “Kita main kartu aja yuk”
Beni : “Memangnya bawa?”
Reza : “Bbawa kok. Ah….. Reza semakin meracau…
”Oohhh… aahhh… ohh..my… God…..Enak banget Ben”
“Terus Ben… Enak… ahhh…aahhHHH….AAAHHHHHH…Gila.. Septi… baru sampe langsung sarapan aja nih” tukas Linda dgn nada yg menunjukkan kekagetan. laki-laki kalo dikasih perawan mana ada yg nolak.”
“Hahahaha…bener jg lu!”
“Tuh lihat, Septi. Ada rasa malu jg. Semakin cepat aku menggoyang Septi, payudaranya pun semakin liar tergoncang-goncang. Kudekati Septi dan menciumnya lagi. enak banget Ben.. Linda : “Ben, tutup mulut dong.. “Iya Ben.. Biar adil!!”
Linda: “Ok deh. “Eh.. Reza : “Lin.. Aku memperlambat sodokanku agar Reza bisa menikmati orgasmenya. Biar lu tambah seru!”
Ah.. Linda menghampiriku dan menciumku di bibir dgn ciuman yg sangat lembut. Tdk cukup dgn remasan, akhirnya aku meraup payudara kiri dan mulai menghisapnya.“Ahh.. croottt…Tiga kali aku menyemprotkan mani ke rahim Reza. “Gila lu Ben, enak banget sih dientot dari belakang sama lu… gue.. “Eh.. 34C ukuran BHnya. Kita kemaren tidur begitu gayanya.”
“Linda mana, Za? nikmatnya tetek Linda..
