Sekitar setengah jam menunggu akhirnya terdengar suara mobil di depan rumah. Aku mulai membuka celana jeansku dan celana jeans Lani beserta dengan celana dalamnya. Kadang-kadang kalau sedang bicara bertatapan ingin sekali rasanya mencium bibirnya soalnya hanya berjarak sekitar 45 cm.Saat itu Lani berpakaian cukup sederhana, hanya mengenakan kaos dan celana jeans. “Gila kamu ya Har, itu tadi kan si Roni, kalau aku kebablasan tadi gimana coba?”, katanya memarahi tapi dengan nada menggoda.Aku cuma tersenyum saja, “Tapi kamu suka kan Lan?”
“Iya sih..”, lanjutnya tersenyum.Lalu kami pun melanjutkan kegiatan yang tertunda itu. “Enaak..”Akupun memalingkan wajah menghadap Lani maksudnya ingin bicara sesuatu tapi karena wajah kita berdekatan seperti itu, aku lupa tidak tau mau omongin apa. Sedangkan anjing-anjingku aku sengaja sediakan makan dan minumnya berlebih di tempatnya supaya mereka tidak kehausan dan kelaparan jika aku pergi kerja.Setelah membersihkan rumah seadanya, aku menunggu kedatangan Lani sambil menonton televisi. “Harr.. Sampai suatu minggu sore jam 3-an handphoneku berbunyi, ternyata dari rumah Roni. ochh.. “Harr.. halo.. Sambil menunggu, pikiranku tidak bisa konsen ke TV. Langsung aku membalikkan badan dan memeluk tubuh Lani dan membaringkan dia di sofa. Langsung aku membalikkan badan dan memeluk tubuh Lani dan membaringkan dia di sofa. Terkadang giginya Lani menyentuh salah satu bagian kontolku, sakit dikit sih, namun itu tidak mempengaruhi sensasi nikmat yang diberikan.Saat itu kontolku benar-benar diberikan sensasi yang begitu dahsyat, titik-titik
