Buat gue itu engga soal, sekarang gue cuma mau perkosa elo. eggmhh..!” Anisya pun merintih-rintih jadinya, badannya menggeliat-geliat akibat tusukan jari-jari serta jilatan lidah Asan di kemaluan Anisya.“Ayo jilbab binal.., kocok terus barang gue..!” bentak Liem sambil menampar kepala Anisya.Kembali Anisya mengocok kemaluan Liem sambil badannya terus meliak-liuk karena kemalunnya mendapat serangan dari tangan dan lidah Asan. Belum lagi sempat memeriksa segalanya, tiba-tiba kepala Wiwin sudah dipukul dari belakang sampai pingsan.Wiwin tidak tahu apa-apa sampai tubuhnya digoncang-goncang seseorang hingga tersadar dan menemukan dirinya sudah dalam keadaan terikat di kursi tempat biasanya dia duduk untuk belajar dan mulutnya disumpal kain, sehingga tidak dapat bersuara. Wiwin mengerang dan merintih, tubuhnya kembali meronta-ronta, giginya menggeretak, Liem nampak menikmati jeritan Wiwin ketika dia menghunjamkan penisnya ke vaginanya yang telah basah oleh darah dan cairan vaginanya.“Aahhgghh..!” Liem mulai memperkosa Wiwin.Kaki Wiwin terangkat karena kesakitan dan rintihan terdengar dari tenggorokannya. Anisya yang berjilbab lebar itupun merintih lirih, dan akhirnya bersamaan dengan itu Anisya pun pingsan karena kehabisan tenaga dan rasa sakit yang tidak terhingga.Dengan perasaan puas Asan pun merebahkan badannya di samping Anisya yang tergeletak tidak bergerak.“Akhirnya gue perawanin juga elo. Kalo sekali lagi begitu, kurontokkan gigi elo, dengar itu..!” bentaknya.Asan pun terpaksa menyudahi aktifitasnya dan ikut-ikutan menampar Anisya.“Goblok..!
Membujuk Guruku Tak Mudah, Tapi Kontolku Nekat Menggoda Memeknya ️
Related videos














