Diam-diam
sewaktu dia pulang aku ikuti dia dari belakang biar tahu di mana
rumahnya. Waktu itu salah satu senior
yang menjadi mentorku adalah seorang cewek cantik, bentuk tubuhnya
indah sekali, rambutnya panjang dan dikuncir di belakang. Aku agak heran mendengar jawaban Susanti, “Wah, ini kan film nggak baik Ti, masa lu mau liat juga nih”, jawabku. Lalu kugenjot
tubuhnya dalam pangkuanku, aku semakin horny saat melihat payudaranya
yang bergoyang naik turun, kumainkan kedua benda itu, lalu kubuka juga
kuncir rabutnya sehingga rambutnya tergerai panjang, membuatnya
bertambah seksi. Sebenarnya itu film lama dan aku juga sudah bosan nontonnya,
makannya aku sembunyikan saja di sembarang tempat. Disaat yang sama pula aku mencapai kepuasan
karena penisku dikulum Susanna. Lalu Susanna berkata, “Cepetan Van, kalo Santi udah puas aku juga mau digituin nih”. Tapi mereka
berdua memang sama-sama enak rasanya kok. Pantas aja dia kelihatannya lebih berpengalaman saat oral seks
sebelumnya tadi, selain itu juga sifatnya lebih agresif. Aku pun mempersilakan mereka masuk ke kamarku yang juga
ruang kerjaku. Disaat yang sama pula aku mencapai kepuasan
karena penisku dikulum Susanna. Aku sering pergi ke rumah mereka yang kebetulan tidak terlalu
jauh dari kampus. Sebenarnya itu film lama dan aku juga sudah bosan nontonnya,
makannya aku sembunyikan saja di sembarang tempat. “Ini bentar lagi selesai kok tinggal di save aja nih”, jawab Susanti. Sebenarnya itu film lama dan aku juga sudah bosan nontonnya,
makannya aku sembunyikan saja di sembarang tempat.