Dia melihat minyak rambut yang ada di sebelah meja komputerku lalu mengoleskannya pada anusku, batanganku, dan batangannya sendiri. Aku tidak mempercepat aksiku, sementara kulihat batangannya mengeluarkan semakin banyak precum. Crot! Aku persilakan dia. Lalu kunyalakan radio yang ada di sebelah dengan volume yang kira-kira bisa mengelabui orang di luar, tetapi tidak terlalu berisik. Tak lama kemudian, mungkin karena terganggu suara desahanku, akhirnya dia bangun dan kaget karena ada sebentuk wajah yang menempel pada wajahnya.“Ooi.. Aku selalu cemburu sama dia” kataku. Kemudian kulepaskan tanganku. Malam itu kami melakukannya berkali-kali dan kami hanya tidur beberapa jam karena jam 7 pagi dia mengantarku pulang ke kost. Jangan lepasin? Berapa nomor handphonemu?” Wah, rupanya dia jadi luluh. Rupanya dia sangat menikmatinya. “Apaan tuh?” Lalu aku mengubah posisi sehingga saling berbalik. Sini kulepasin aja, biar kamu melakukan apa aja, terserah”Aku melepaskan ikatannya karena yakin dia sedang diamuk nafsu. Crot! Tak lama kemudian, mungkin karena terganggu suara desahanku, akhirnya dia bangun dan kaget karena ada sebentuk wajah yang menempel pada wajahnya.“Ooi.. Enak ya? Setelah kutemukan lalu kukocok pelan-pelan.“Ya?”
“Hm? Kuelus-elus sampai akhirnya tegang juga.
