Jimmy menemui Pak Sakir hanya dengan belitan handuk di pinggangnya, seolah bersiap mau mandi…….Pembaca, perkenankan saya flash-back dulu, agar Anda mendapatkan gambaran yang utuh tentang diriku.Masa remajaku cukup menyenangkan. “Iya, Sally tahu. Jujur saja, Aku juga mulai menyayanginya. Secara refleks Aku menyambar daster dan menutupi tubuh telanjangku. Aku tak bisa melihat apa yang dilakukannya, karena kami terus saling melumat bibir. Begitu tamat SMU Aku dinikahkan dengan pria pilihan orang tua. Krisis ekonomi tak hanya berdampak buruk, tapi malah membuat produk usaha kami jadi mampu bersaing dalam harga. Tadi dengan diam-diam dia melepas rits celana dia, melorotkan CDnya dan mengeluarkan “isi”nya. Aku bebas saja keluar masuk kamarnya. Hendrik tampaknya juga kaget sendiri atas kelancangannya. Mereka tak mau terus terang mengatakannya. Aku ingin menjadi seorang Ibu.Tahun-tahun pertama masa perkawinanku memang membuatku bahagia. Akhirnya Aku tahu sendiri. Dari banyak teman cowok, beberapa di antaranya pernah mengungkapkan cintanya kepadaku, atau meminta Aku jadi pacarnya. Ditariknya tanganku ke selangkangannya, kubelai-belai penisnya dengan penuh perasaan. Senyum sendiri Aku ketika ingat kejadian pagi di hari libur, kami bersetubuh di ruang tamu dan hampir “tertangkap basah” oleh anak buah Jimmy.
