Dina merasa seluruh tubuhnya gemetar, nafasnya terengah-engah. Baru kali ini iamanuruti orang asing, laki-laki lagi. Rudi pura-pura terkejut sambil cepat-cepat mematikan stereonya dan menutup layarnya. Beberapa di antaranya duduk di trotoar. maaf Din,” kata Rudi tergagap.Lalu ia membuka CD changer dan mengambil piringan porno itu lalu mematahkan menjadi dua dan membuangnya ke luar mobil. Lalu ia menawarkan Dina untuk menonton VCD kartun kesayangannya. Bila ada tekanan-tekanan dalam pekerjaan bahkan membuatnya merasa bergairah untuk menjalaninya.Ini hidup katanya dalam hati. Diperhatikan dengan seksama lekukan pantat yang padat itu dengan lutut indah dan kulit yang bersih. Wajahnya begitu bersih dan muda. Rudi berpindah tempat dengan cepat ke bawah tubuhnya dan mulut Rudi mulai menjilati liang kewanitaannya seperti hewan yang kehausan. Kakinya menjejak-jejak lantai mobil. Ia mulai menurunkan reitsleting celananya.Dibelainya lembut batang kejantanannya tanpa melepaskan pandangan dari gadis itu. Dina menggelengkan kepalanya.Obrolan sore itu menjadi lancar didukung suasana gelap mendung dan derasnya hujan. Lebih baik aku pulang batinnya. Salah seorang dari gadis SMU itu ada di sana dalam keadaan basah kuyup. Dibukanya matanya. Dalam guyuran hujan ia membuka pintu mobil, lalu menarik Dina keluar.“Lalu lintas akan lancar. Lidahnya menggelitik belakang telinga Dina sambil sesekali menyeruak masuk ke lubang telinganya.
