Tidak berapa lama, Toto masuk ke kamarku. Apalagi sebelum Mas Toto masuk kamarku, aku sengaja hanya mengenakan kaos oblong tanpa BH.Malamnya, Mas Toto SMS lagi. Aku hanya tersenyum manja sambil mengibas rambutku. Ahh, rupanya hanya SMS saja. Pintu kamarnya sengaja dibuka sedikit, memberi celah bagiku menikmati permainan seru mereka.Penasaran, kuturuti tantangannya. Aku harus berterima kasih banyak pada fasilitas SMS lintas operator ini. Cairan sperma Mas Toto terasa meleleh ke bawah. Sebetulnya aku ingin sekali berdua dengannya di malam seperti ini. Tetap lewat sarana SMS, kupancing Mas Toto masuk kamarku.Gairah seksku sedang memuncak-muncaknya malam itu. Bukan tidak percaya pada hal yang kami berdua lakukan, tetapi pada ‘kemampuan’ Mas Toto. “Mas sudah ngga tahan, sayang..!” katanya. Buru-buru dia melepas celana dalamku dan CD-nya. Memeluk dari belakang, membuat tangannya bebas-puas menggerayangi payudaraku. Buru-buru dia melepas celana dalamku dan CD-nya. Kakakku sampai kewalahan mengimbangi irama permainan suaminya. Mas Toto yang peranakan Jawa-Pakistan, sudah satu setengah tahun tinggal di rumah kami. Padahal aku masih butuh foreplay yang lama. Dari wajahnya, terlihat mereka lemas kelelahan.
