Goni memang sering berkunjung ke dukun itu, terutama jika berhubungan dengan penglarisan dagangan baksonya.Rumah dukun itu terpencil di pinggiran kota, dikelilingi oleh hutan yang cukup lebat. Goni telah salah mengartikan keramahan dan kebaikan Della.Keinginan menyimpang dari dalam diri Goni itu membuatnya malu setiap kali bertemu Della, bagaimanapun dia sadar dirinya terlalu jauh jika dibandingkan dengan Della. Dia memakai semacam jubah berwarna hitam yang terkesan kedodoran. Da ketika libur, ia mencuri-curi waktu dan kesempatan untuk pergi ke tempat Goni tanpa diketahui oleh teman-temannya. Si dukun melanjutkan, membuat Goni kembali lega. Goni berujar mantap. si dukun menebak lagi. Della teringat ke Ivan, pemuda yang sering mengunjunginya, meskipun bukan pacarnya, tapi Della memang suka pada Ivan.Memangnya Abang kenal dia? oougghh..Teruss .. Dan akhirnya saat itupun datang juga.Sore itu, malam Minggu tiba-tiba terdengar bunyi ketukan di pintu kontrakan Goni. Tubuh Della akhirnya melemas lagi dan Goni yang telah tak tahan akhirnya menyemburkan spermanya di dalam rahim Della.Untuk beberapa saat Goni membiarkan penisnya masih menancap di dalam vagina Della mencoba meresapi setiap kenikmatan tubuh putih mulus itu. Della sendiri walaupun merasa tanpa disadari mulai terangsang dan mulai mengulum benda itu dalam mulutnya.Della merasakan wajahnya makin tertekan ke selangkangan dan buah pelir Goni yang berbulu lebat itu, penis di dalam mulutnya semakin berdenyut-denyut dan sesekali menyentuh kerongkongannya. uukkhh..” Goni mulai mengeluarkan kata kata vulgar dan terlihat Della agak
