Ketika nafasnya sudah sangat memburu, Emi kembali membalas ciumanku, dan pantatnya kembali mengikuti irama genjotanku. Dalam sekejap, seisi mobil menjadi sangat ramai. Kita shift-shift an aja ya tidur di sofa nya. Yaahh, salah langkah deh. Cukup cekatan ia mengocok-ngocok penisku. Ia langsung melihat ke arah kami bertiga bergantian, dan kemudian berlari kearah kami. Mereka ternyata sangat peduli satu sama lain. Baik dan juga selalu baik sama siapapun walaupun dia manager. Baru kali ini aku melihat perempuan berkumpul, dan harmonis. Penisku serasa diulek-ulek oleh vaginanya. BH Desi cenderung stabil, tetapi ekspresinya saat mengoper bola, itu betul-betul dipenuhi dengan kenafsuan, seolah-olah sedang disetubuhi oleh laki-laki. Lagi-lagi aku diseret Desi dan diceburkan ke dalam air. Maklum, aku memang orangnya sedikit ge-er.“Hari kamis kan long weekend, sampai hari minggu. Aku cuma becanda pak, jangan diambil hati ya.” Kata Emi kepada Novi dan aku.“Iya Emi. Pernah waktu ke Puncak sama Bu Novi dan Bu Desi, aku tidur sendirian di kamar, terus tiba-tiba teriak karena ngeliat gorden ketiup angin, kukira hantu. Aku duduk selonjoran di kursi kira-kira dua kursi sesudah Desi.“Pak Jaameess.. Aku sangat terangsang melihat hal itu. Desi mengenakan BH dan celana dalam model bulu macan.
